The massive earthquake in Turkey and Syria on February 6, 2023 was a horrific nightmare come true. Thousands of people were killed by the strong shaking that occurred several times in the same area. No one expected an earthquake to hit Turkey, which had not experienced such a strong earthquake in a long time. No one was prepared, no one expected this to happen.
But natural disasters happen all the time. They happen unexpectedly and quickly. So suddenly and in just seconds hundreds and thousands of lives can be lost. How powerful nature is and how weak humans are. Earthquakes, tsunamis, volcanic eruptions, flash floods, typhoons and strong winds, and other disasters are events that humans sometimes cannot do anything about.
In videos taken after disasters, we can see how people run around hysterically, but on the other hand there are also people who swiftly try to save others who are in danger. We also see how people come together to help people who are still trapped in the rubble regardless of the risk to themselves. Many people respond differently to disasters even in the same circumstances.
However, there are definite phases that humans will usually go through in facing and responding to a disaster that occurs. These five emotional phases of natural disaster victim will be deal in post-disaster conditions as stated in several theories which also depend on the type of disaster that occurred. These five phases include;
1. Warning and Evaluation of Disaster Impact Phase
The first from the five emotional phases is warning and evaluation of disaster impact. In disasters that allow warning, humans will try to prepare for the upcoming disaster, such as typhoons, hurricanes, tsunamis and others. In this phase, people will feel increasing worry, panic and frustration to face the upcoming disaster. But in conditions of unexpected disasters such as earthquakes and volcanic eruptions, those who survive the disaster will also experience disorientation, fear and shock, confusion and despair.
2. Hero Phase
The hero phase can occur from the aftermath of a disaster up to one and two weeks or depending on the disaster conditions. In this phase, people will feel great empathy and togetherness to help and assist each other. The sense of community, solidarity and optimism of the victims of the disaster are keys in the hero phase.
3. The Honeymoon Phase
The honeymoon phase is characterized by a greater sense of solidarity. In this phase people will begin to be grateful and feel relieved that the dangerous situation has passed. In this phase people will strengthen and share with each other as fellow victims.
4. The Disillusion Phase
The disillusionment phase will bring different emotions than the honeymoon phase. Especially for people who have lost their homes, families, and important parts of their lives. They will be faced with unpleasant realities that they have to live with. Anger and despair may be felt, as well as frustration that can lead to violence.
5. Reconstruction Phase
After successfully passing through the disillusionment phase, people will begin to realize to move forward and take more constructive steps. They will begin to accept the reality and look for alternatives and ways to live their lives better, even if they cannot be completely normal.
Physical wounds will heal over time, but emotional and mental wounds such as trauma and deep grief will take longer to heal. Physical support and assistance such as having enough food and water, clothing, and a place to sleep and shelter will be the initial capital that can help victims to recover mentally faster. Hopefully by knowing these five emotional phases, the victims and survivors can be stronger and unite together to pass through these disasters by helping each other who needed. (LDS)
Reference:
Kar, G.C., 2000, ‘Disaster and mental health’, Indian Journal of Psychiatry, vol 42 (1), 3-13.
Norman, M. ‘The psychological impact of natural disasters in school’, National Council for the Social Studies, The Human Impact of Natural Disaster.
–
–
–
Lima Fase Emosi yang Dilalui Korban (dan Penyintas) Bencana Alam
Bencana gempa bumi besar di Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 lalu menjadi mimpi buruk mengerikan yang menjadi nyata. Ribuan orang tewas tertimpa bangunan akibat guncangan yang begitu kuat yang terjadi beberapa kali di area yang sama. Tak ada yang menyangka gempa bumi akan melanda Turki yang sudah lama tidak merasakan gempa sekuat itu. Tidak ada yang siap, tidak ada yang mengharapkan ini akan terjadi.
Tapi nyatanya bencana alam seringkali terjadi. Semua terjadi tak terduga dan begitu cepat. Begitu tiba-tiba dan hanya dalam hitungan detik ratusan dan ribuan nyawa dapat melayang. Begitu kuatnya alam dan begitu lemahnya manusia. Gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir bandang, topan dan angin kencang, dan bencana-bencana lainnya adalah peristiwa dimana manusia terkadang tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghadapinya.
Dalam video-video yang diambil setelah bencana, kita bisa melihat bagaimana orang-orang berlarian dengan histeris, namun di sisi lain juga nampak bagaimana ada orang-orang yang dengan sigap berusaha menyelamatkan orang lain yang berada dalam bahaya. Kita juga melihat bagaimana orang-orang bersatu bergotong royong untuk membantu orang-orang yang masih terjebak dalam runtuhan tanpa memedulikan resiko yang dapat ditimbulkan bagi diri mereka. Banyak orang merespon kejadian bencana secara berbeda meski berada dalam kondisi yang sama.
Namun terdapat lima fase emosi yang biasanya dilalui para korban atau penyintas saat menghadapi dan merespon sebuah bencana yang terjadi. Lima fase ini akan ditemui manusia dalam menghadapi kondisi paska bencana seperti yang tertuang dalam beberapa teori yang juga bergantung pada jenis bencana yang terjadi. Lima fase ini diantaranya adalah;
- Fase Peringatan dan Evaluasi Dampak Bencana
Dalam bencana yang memungkinkan adanya peringatan, manusia akan berusaha bersiap untuk menghadapi bencana yang akan datang, seperti topan, angin ribut, tsunami dan lainnya. Pada fase ini manusia akan merasakan kekhawatiran, kepanikan dan frustrasi yang terus meningkat untuk menghadapi bencana yang akan datang. Tapi dalam kondisi bencana yang tak terduga seperti gempa bumi dan gunung meletus, mereka yang selamat dari bencana akan mengalami juga disorientasi, ketakutan dan keterkejutan, kebingungan dan keputusasaan.
2. Fase Pahlawan
Fase pahlawan dapat terjadi sejak setelah terjadi bencana hingga satu dan dua minggu atau bergantung dari kondisi bencana. Dalam fase ini manusia akan merasakan empati dan kebersamaan yang begitu besar untuk saling membantu dan menolong satu sama lain. Rasa kebersamaan, solidaritas dan optimisme para korban dari bencana adalah kunci dalam fase pahlawan.
3. Fase Bulan Madu
Fase bulan madu ditandai dengan rasa solidaritas yang semakin besar. Dalam fase ini orang-orang akan mulai bersyukur dan merasa lega karena situasi berbahaya sudah berlalu. Pada fase ini orang-orang akan saling menguatkan dan berbagi satu sama lain sebagai sesama korban terdampak.
4. Fase Disilusi
Fase disilusi akan menghadirkan emosi yang berbeda dari fase bulan madu. Terutama bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan bagian-bagian penting dalam kehidupan mereka. Mereka akan dihadapkan pada kenyataan-kenyataan tak mengenakkan yang harus mereka jalani. Kemarahan dan perasaan putus asa dapat dirasakan, termasuk juga frustrasi yang dapat berdampak pada kekerasan.
5. Fase Rekonstruksi
Setelah berhasil melewati fase disilusi, orang-orang akan mulai tersadar untuk kembali bergerak maju dan mengambil langkah yang lebih membangun. Mereka akan mulai menerima kenyataan yang ada dan mencari alternatif dan jalan untuk menjalani lagi kehidupan mereka dengan lebih baik meski tidak dapat normal sepenuhnya.
Luka-luka secara fisik akan dapat sembuh seiring dengan berjalannya waktu, namun luka secara mental seperti trauma dan kedukaan yang mendalam akan mengambil waktu yang lebih lama untuk pulih. Dukungan dan bantuan secara fisik seperti tercukupi kebutuhan makan minum dan pakaian dan tempat untuk tidur dan berteduh akan menjadi modal awal yang dapat membantu para korban untuk lebih cepat pulih secara mental. Semoga bencana-bencana yang terjadi ini dapat terus menguatkan kita sebagai manusia untuk hidup saling tolong menolong dan membantu satu sama lain. (LDS)
Daftar Pustaka:
Kar, G.C., 2000, ‘Disaster and mental health’, Indian Journal of Psychiatry, vol 42 (1), 3-13.
Norman, M. ‘The psychological impact of natural disasters in school’, National Council for the Social Studies, The Human Impact of Natural Disaster.
Can I just say what a relief to find someone who actually knows what theyre talking about on the internet. You definitely know how to bring an issue to light and make it important. More people need to read this and understand this side of the story. I cant believe youre not more popular because you definitely have the gift.
Once again, thank you for reading this website. We want to help people by sharing many information and some useful enlightenment. Hope it can help the ones who need it.
We absolutely love your blog and find almost all of your post’s to be exactly what I’m looking for. can you offer guest writers to write content to suit your needs? I wouldn’t mind producing a post or elaborating on a few of the subjects you write with regards to here. Again, awesome web log!
What i don’t understood is in truth how you’re now not actually a lot more neatly-liked than you might be now. You’re so intelligent. You understand therefore significantly in the case of this topic, made me for my part consider it from a lot of numerous angles. Its like women and men aren’t involved except it’s one thing to do with Girl gaga! Your individual stuffs great. Always care for it up!
Good website! I truly love how it is easy on my eyes and the data are well written. I’m wondering how I could be notified whenever a new post has been made. I’ve subscribed to your RSS which must do the trick! Have a great day!
I enjoy the efforts you have put in this, appreciate it for all the great posts.